Yaqut Menunggu PKB memecat Dirinya
Yaqut Menunggu PKB memecat Dirinya
HotNews, Yaqut -Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengaku belum secara resmi dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, dirinya udah menjadi kehilangan keanggotannya di PKB.
“Saya memang belum pernah dipecat secara resmi,” kata Yaqut sementara diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).
“Tapi udah kehilangan standing keanggotaan tapi aku belum menerima surat sampai sekarang kami tunggu,” sambung dia.
Oleh sebab itu, dia mengaku bakal tunggu proses pemecatannya secara resmi oleh DPP PKB. “Jadi kecuali aku dipecat, aku tunggu pemecatannya, bagaimana,” tuturnya.
Sebelumnya, Waketum PKB Hanif Dhakiri, meyakinkan pihaknya tidak bakal menyebabkan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sampai Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terhadap Muktamar di Bali yang digelar terhadap 24-25 Agustus 2024.
“Pak Effendy Choirie ya pasti nggak diundang sebab pengurus partai lain. Pak Yahya, Pak Lukman, dan Pak Yaqut keanggotaannya otomatis gugur. Kan udah kampanye partai lain dan apalagi menyerang dan menyebabkan kerusakan kehormatan partai di publik,” kata Hanif Dhakiri.
Muktamar Tandingan
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai, tak masalah kecuali jalankan Muktamar tak hanya Muktamar di Bali. Namun, dia menegaskan, bukan dirinya yang menginisiasi.
“Soal Muktamar di Bali kan udah selesai dan aku kira tidak ada tandingan kok, aku kira loh ya tapi kecuali ada Muktamar lagi ya bisa saja aja, dan itu boleh di dalam mekanisme politik boleh aja, aku enggak tahu. Tapi aku enggak menginisiasi,” kata Yaqut, sementara diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Lebih lanjut, Yaqut menyebut, pihaknya menghargai kecuali digelar muktamar lagi. Perihal siapa yang bakal diakui, tinggal menyaksikan siapa yang bakal disahkan oleu Kemenkumham.
“Kita hargai saja prespektif yang punya agenda Muktamar tidak sama bersama dengan yang di Bali, kan tinggal pengesahan di Kemenkumham. Kita menyaksikan saja,” ujar dia.
Yaqut menilai, timbulnya muktamar lagi sebab banyak yang menjadi kecewa. Lantaran, kehilangan hak demokrasi.
“Tapi aku kira kecuali ada Muktamar lagi boleh boleh saja. Karena aku termasuk dengar banyak yang kecewa bersama dengan Muktamar tandingan di Bali. Mereka kehilangan hak demokrasi layaknya andaikata ketentuan tidak melalui rapat komisi itu andaikata tiba tiba diputuskan itu aja, ada yang udah sebelum saat Muktamar dipecat diganti bersama dengan pengurus yang lain,” imbuh Yaqut.