KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp1,2 Triliun

0
KPK

KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp1,2 Triliun

KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp1,2 Triliun

KPK
KPK Sita Tanah dan Bangunan Senilai Rp1,2 Triliun

HotNews – Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menyelidiki persoalan dugaan korupsi Proses Kerja Sama (KSU) dan Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry (persero). Dari persoalan tersebut, penyidik mengambil aset tanah dan bangunan senilai Rp1,2 triliun.

Jubir KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan, penyitaan berikut dijalankan di dalam rentang Oktober sampai Desember 2024.

“Telah melaksanakan penyitaan terhadap aset tanah dan bangunan sebanyak 23 bidang tanah dan bangunan bersama dengan nilai estimasi penyitaan sebesar tidak cukup lebih Rp1,2 triliun,” kata Tessa di dalam keterangannya, Kamis (2/1/2025).

Tessa mengatakan, 23 bidang tanah itu tersebar di wilayah Bogor, Jawa Barat. Lalu 14 bidang tanah di Jawa Timur dan tujuh bidang tanah Jakarta.

“Bahwa penyitaan yang dimaksud berkaitan bersama dengan dugaan TPK di dalam sistem kerja serupa bisnis (KSU) dan Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tahun 2019-2022,” sebut Tessa.

Dalam persoalan ini, KPK telah menetapkan empat orang tersangka. Hanya saja identitas keempat orang berikut belum dijelaskan secara rinci.

“Inisial dari ke empat orang tersangka berikut adalah IP, MYH, HMAC, A,” kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di gedung KPK, Sabtu 17 Agustus 2024.

Pembelian Kapal Bekas

Dalam persoalan ini diduga telah terjadi korupsi terhadap sistem kerja serupa antara PT ASDP bersama dengan PT Jembatan Nusantara. Proses kerja serupa berikut yaitu ada terhadap pembelian kapal yang rupanya untuk bekas yang dijalankan oleh PT Jembatan Nusantara.

“Ini terasa terjadi kesalahannya itu adalah kala prosesnya, jadi, barang-barang yang dibeli dari PT JN (Jembatan Nusantara) itu termasuk kondisinya bukan baru-baru,” kata Direktur Penyidikan, Asep Guntur Rahayu di Gedung KPK, Kamis 15 Agustus 2024.

“Hanya yang jadi persoalan adalah kala yang dibelinya itu nah itu spesifikasinya termasuk tidak sesuai dan lain-lain,” jadi dia.

Pembelian armada itu selayaknya untuk menangani persoalan penumpukan di pelabuhan. Khususnya terhadap hari-hari besar yang otomatis bakal banyak penumpang yang bakal melaksanakan penyebarangan. Oleh sebab itu, ASDP bekerja serupa bersama dengan PT Jembatan Nusantara yang menyanggupi pembelian menambahkan armada.

Leave a Reply

HotNews