Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan

0
Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan

Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan

Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan

Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan
Cerita Korban Kabur dari Tempat Penyekapan

HotNews – situasi masih gelap ketika Dessi Juwita mengendap-endap terlihat berasal dari sebuah tempat tinggal di jalan Eboni 2 nomor 15, Pondok Aren. Di sana, dia bersama-sama suaminya, Indra alias Riky, dan rekannya Nurul dengan kata lain Ibenk dan Ajit Abdul Majid, disekap selama dua hari.

“Subuh jam 4.50 mendapati penjaga yang saya cewek satu, lelaki ada tiga, udah terlelap tidur, aku mengendap-endap untuk terlihat pintu rumah,” kata Dessi di dalam keterangan video dikutip, Minggu (19/10/2025).

Untung, pintu tempat tinggal tidak terkunci. tapi begitu sampai di gerbang, pintu besi itu susah diakses Dessi lalu melacak celah lain.

“Saya geser lagi ke samping rumahnya yang pagar besi, saya naik berasal dari situ nekat, lompat, hingga celana saya robek,” ujar Dessi.

Begitu sampai di luar, Dessi berlari sekencang-kencangnya. Napasnya memburu. Di ujung gang, dia berjumpa seorang kakek tua. Laki-laki itu menolongnya terlihat ke jalan besar.

“Saya sempat tanya dulu ‘ini area apa pak namanya?’ Katanya Taman Mangu, Pondok Aren, Tangerang Selatan,” ujar Dessi.

Lapor ke Polda Metro

Dari situ, takdir baik masih menuntunnya. Seorang sopir taksi berhenti dan tanpa banyak tanya ingin membantu mengantar ke tempat tinggal mertuanya di Cibubur. berasal dari sana, dia menelepon ibunya dan kakaknya di Bandung.

Atas saran kakaknya, Dessi segera melapor ke Polda Metro Jaya. Laporan itu diteruskan ke tim Resmob. Tak butuh kala lama, polisi bergerak cepat menuju wilayah penyekapan.

“Tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama cepat dan tanggap menindaklanjuti laporan saya,” ujar dia.

Ketika tiba di wilayah dia saksikan suaminya Indra alias Riky didalam kondisi babak belur. Punggungnya penuh luka cambuk.

“Lihat punggung suami aku udah enggak hadir uraian gimana-gimana, ancur, dicambukin,” ujar dia.

Disiksa hampir Tanpa Henti

Indra ditemukan bersama dua korban lain. Indra menuturkan selama disekap mereka semua disiksa hampir tanpa henti. hadir yang memanfaatkan selang, gunakan kabel, dan gantungan baju atau hanger.

“Kalau tidak ditemukan Resmob Polda Metro Jaya, tidak mengerti nasib kita layaknya apa. Kaki, paha termasuk seluruh bibir, antara benjol ini. Kayak membabi buta. datang yang memakai selang, datang yang memanfaatkan kabel yang segede gini (jempol), tetap pakai gantungan baju hanger, rokok juga,” ujar dia.

Dia menyebut para pelaku menyiksa bergantian siang dan malam. “Dari jam 11 ya,” ujar dia.

Ajit, keliru satu korban lainnya, penambahan mereka disiksa sejak malam hingga Subuh. Kadang diberi jeda satu-dua jam untuk bernafas, lantas disiksa lagi.

“Istirahat sejam dua jam, disiksa ulang pokoknya sebentar-sebentar disiksa pokoknya mah. sangat kejam sekali itu,” ujar dia.

Sementara Nurul alias Ibenk, menuturkan dirinya diperlakukan seperti binatang oleh para pelaku.

“Saya kayak bukan manusia yang nggak dihargain. Kayak hewan bang saya ditendang,” ujar dia.

9 Orang lantas Tersangka dan Ditahan

Polisi sendiri telah memastikan sembilan orang tersangka buntut masalah transaksi jual-mobil berujung penyekapan dan pemerasan. seluruhnya kini sudah dijebloskan ke area tahanan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan para pelaku dijerat Pasal 333 KUHP dan Pasal 368 KUHP. masing-masing terancaman hukuman sembilan tahun penjara.

“Jadi, total hadir sembilan orang yang udah diamankan, sembilan orang tersebut udah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditunaikan penahanan,” kata dia kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).

Peran Para Tersangka

Dia menyebutkan sembilan tersangka milik peran berbeda-beda. Ade Ary membeberkan, MAM (41), bertindak sebagai koordinator lapangan sekaligus eksekutor.

Dia yang memiliki rencana menyediakan mobil, hingga ikut menyiksa korban. Lau, datang seorang perempuan berinsial NN (52), yang bertugas sebagai koordiator lapangan sekaligus memancing korban bersama dalih transaksi menjual beli mobil.

“Kemudian memeras korban,” ucap dia.

Ade Ary melanjutkan, tersangka VS (33) menyuruh rekannya merekam video penyiksaan yang sempat viral, turut menjaga korban supaya tidak kabur, dan sediakan tempat tinggal penyekapan.

Sementara HJE (25), S (35), Z (34), I, dan MA (39) berperan sebagai eksekutor, turut menyiksa korban, dan juga sedia kan media dan kendaraan.

Terakhir, Ade Ary menjelaskan peran APN (25). Dia bertugas merekam video penyiksaan.

“Dan dia berada di dalam proses turut termasuk didalam kronologis sistem mempunyai korban dari awal,” ucap dia.

Dari tangan para tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti berwujud mobil bersama pelat nomer palsu dan sebuah airsoft gun. Polisi kini tetap menelusuri soal motif dan dapat saja jaringan lain yang terlibat.

“Penyidik masih terus kerjakan pengembangan, apa jalinan pada tersangka yang satu dengan yang lain. Apa pertalian pada tersangka bersama korban, ini masih terus dikerjakan pendalaman rekan-rekan. Apa motif mereka secara pasti secara fakta hukumnya, ini tetap ditunaikan pendalaman,” ujar dia.

Leave a Reply

HotNews