Waspada Peningkatan Hujan di Sejumlah Wilayah Indonesia
Waspada Peningkatan Hujan di Sejumlah Wilayah Indonesia
Waspada Peningkatan Hujan di Sejumlah Wilayah Indonesia

HotNews – dalam sebagian hari teranyar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat perihal hujan terlampau lebat (curah hujan raih ≥ 100 mm/hari) di sejumlah lokasi di Indonesia.
Wilayah itu di antaranya Palangka Raya, Kalimantan tengah (122,6 mm/hari), Balikpapan, Kalimantan Timur (116,9 mm/hari), Jakarta Selatan, DK Jakarta (141,4 mm/hari), Manggarai, Nusa Tenggara Timur (100 mm/hari).
“Sementara itu, keadaan cuaca panas di sejumlah lokasi Indonesia mulai alami penurunan dibandingkan dengan sepekan pada mulanya suhu maksimum tercatat dalam sebagian hari terakhir di Kupang, Nusa Tenggara Timur (37,0°C), Majalengka, Jawa Barat (36,4°C), Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (36,2°C), frekuensi wilayah dengan suhu diatas 36°C merasa berkurang,” papar BMKG, seperti dikutip Liputan6.com berasal dari laman resminya www.bmkg.go.id, Selasa (28/10/2025).
BMKG menyebut, di dalam sepekan kedepan, potensi hujan diprediksi meningkat di beberapa lokasi Indonesia meliputi sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, serta beberapa Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
Peningkatan ini, kata BMKG, bersangkutan bersama faktor dinamika atmosfer pada skala global regional, dan lokal yang turut tunjukkan kontribusi pada keadaan cuaca di wilayah Indonesia.
“Pada lokasi Indonesia bagian barat, terindikasi peningkatan suplai uap air berdasarkan indikator DMI negatif dan juga peningkatan awan konvektif berasal dari aktifnya MJO terutama di lokasi Sumatra, Kalimantan, serta Jawa,” terang BMKG.
Selain itu, lanjut BMKG, aktifnya gelombang atmosfer rossby equator di Samudra HIndia barat kekuatan Banten sampai selatan NTB dan keberadaan sirkulasi siklonik di Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Kalimantan dan Maluku serta factor lokal di tiap-tiap lokasi yang akan mengakibatkan keadaan atmosfer yang relatif labil supaya mendorong terjadinya hujan bersama intensitas sedangkan sampai lebat yang bakal disertai kilat/petir dan angin kencang.
“Memasuki pekan akhir Oktober, BMKG memprediksi sejumlah wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan, terutama di proporsi selatan ekuator seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan juga sebagian Kalimantan dan Sulawesi bagian selatan,” kata BMKG.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
BMKG menjelaskan pada awal musim hujan rata-rata ditandai bersama siang yang tetap terik dan hujan tidak merata di sore atau malam hari, serta pergantian pola angin dan peningkatan kelembapan udara.
“Seiring bersama dengan perubahan berikut penduduk diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca gerah yang kerap berlangsung menjelang turunnya hujan, akibat peningkatan kelembaban hawa dan pemanasan permukaan yang kuat sebelum akan awan hujan berkembang,” ucap BMKG.
“Mempertimbangkan peningkatan potensi hujan di dalam kala mendatang, penduduk membutuhkan menambah kewaspadaan dan antisipasi dini pada potensi cuaca ekstrem yang bakal sebabkan banjir, genangan, dan longsor yang berdampak antara kesibukan harian maupun transportasi,” sambung dia.
Sebagai strategi mitigasi, BMKG menuturkan penduduk diharapkan akan menjaga saluran drainase agar tidak tersumbat serta rutin memantau info cuaca formal BMKG sebelum akan beraktivitas.
Sementara itu, sepanjang sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan berpotensi terjadi di sejumlah lokasi di Indonesia.
Kondisi ini dipicu oleh hubungan berbagai factor atmosfer skala global regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada di dalam keadaan labil dan memberi dukungan perkembangan awan konvektif.
“Aktivitas atmosfer selanjutnya berpotensi menghasilkan hujan bersama intensitas banyak variasi merasa dari gampang hingga lebat,” kata BMKG.
Faktor dan Fenomena Lain
Menurut BMKG, antara skala global indikator Dipole Mode Index (DMI) ketika ini perlihatkan nilai negatif sebesar −1.27, yang mengindikasikan peningkatan suplai uap air berasal dari Samudra Hindia menuju lokasi Indonesia proporsi barat, agar beri dukungan pembentukan awan hujan di kawasan tersebut.
Faktor lain, menurut dia, di antaranya terpantau Madden-Jullian Oscillation (MJO) di sebagian besar lokasi Sumatra, Kalimantan dan Jawa, mengindikasikan tingginya konvektifitas di lokasi tersebut.
“Selain itu, gelombang atmosfer diprediksi aktif yang tunjukkan potensi peningkatan perkembangan awan hujan di wilayah yang dilaluinya. kegiatan Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Samudra Hindia barat energi Banten hingga selatan NTB dan Samudra Pasifik sebelah timur laut Papua,” papar BMKG.
BMKG menjelaskan fenomena lain yang turut memengaruhi situasi cuaca di Indonesia adalah Sirkulasi Siklonik yang terpantau di Laut Andaman, Laut Natuna Utara, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Kalimantan, dan Laut Maluku yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Teluk Thailand, di Laut Natuna, berasal dari Laut Natuna hingga Laut Sulu, di Selat Malaka, berasal dari Kalimantan Timur sampai Laut Sulawesi, dari Maluku hingga Maluku Utara, dan berasal dari perairan utara Maluku Utara hingga Laut Seram.
“Daerah konvergensi lainnya memanjang berasal dari Jawa Timur sampai perairan utara Jawa tengah di perairan selatan Bali hingga Jawa Timur, dari Laut Jawa hingga Kalimantan Timur, di Laut Sulawesi, dan berasal dari Papua pegunungan hingga Papua Barat Daya,” terang BMKG.
Menurut dia, keadaan selanjutnya sanggup menambah potensi pertumbuhan awan hujan di lebih kurang sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Sementara itu, labilitas atmosfer lokal yang memberi dukungan sistem konvektif antara skala lokal diprediksi terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Kalimantan lagi tengah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi lagi tengah Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku dan beberapa besar Kep.Papua.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Berdasarkan hasil pemantauan dinamika atmosfer terkini, BMKG mengimbau masyarakat untuk masih berhati-hati pada potensi cuaca ekstrem, seperti hujan bersama intensitas sedangkan hingga lebat yang bakal disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah lokasi di Indonesia.
“Masyarakat diharapkan secara rutin memantau info prakiraan dan peringatan dini cuaca lewat kanal resmi BMKG, serta mempertahankan kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai kiat antisipatif pada dapat saja genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya,” ucap BMKG.
Periode 27 – 30 Oktober 2025
Cuaca di Indonesia rata-rata didominasi oleh situasi hujan enteng sampai hujan lebat. memerlukan diwaspadai adanya peningkatan hujan bersama intensitas sedang yang berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa lagi tengah DIY, dan Jawa Timur.
Lalu Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan lagi tengah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi tengah Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat kekuatan Papua Barat, Papua tengah Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang bakal berlangsung bersama dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (hujan lebat-sangat lebat): Kalimantan Selatan dan Papua Pegunungan.
Prospek di atas merupakan keadaan secara lazim Untuk info cuaca lebih detil akan dibuka melalui web BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial fasilitas @infoBMKG.
Imbauan BMKG
Menghadapi potensi cuaca ekstrem didalam sebagian waktu ke depan, BMKG mengimbau penduduk untuk pertama, berhati-hati pada cuaca yang dapat berubah setiap waktu layaknya hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
Kedua, menghindari wilayah terbuka ketika berjalan hujan yang disertai petir, serta menjauhkan pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
“Ketiga, tetap memakai tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada ERA peralihan,” kata BMKG.
Lalu keempat, siap siaga hadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang akan berlangsung kapan saja.
“Memantau informasi cuaca terkini lewat kanal resmi BMKG, layaknya website website www.bmkg.go.id, sarana sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG,” ucap dia.
“Tetap tenang dan siaga hadapi perubahan cuaca ekstrem, dan juga pahami siasat evakuasi misalnya dibutuhkan info ini bakal terus diperbarui cocok dengan pertumbuhan cuaca terbaru,” tutup BMKG.
