Kemiskinan di Jakarta Turun

0
Kemiskinan

Kemiskinan di Jakarta Turun

Kemiskinan di Jakarta Turun

Kemiskinan
Kemiskinan di Jakarta Turun

HotNews – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyebut bahwa angka kemiskinan di ibu kota mengalami penurunan. Menurutnya, angka itu berdasarkan hasil information terbaru Badan Pusat Stasistik (BPS) yang dirilis pada Maret 2025.

“Saya menjawab waktu itu tersedia soal kemiskinan, ternyata kemiskinan kita tidak turun gara-gara telah ditulis di seluruh media, kemiskinan di Jakarta year to year tidak naik, malah turun,” kata Pramono di Rusunami Bidara Cina, Jakarta Timur, Senin (28/7/2025).

Pramono menyampaikan, DKI Jakarta jadi salah satu provinsi yang konsisten menekan angka inflasi. Merujuk information BPS itu, kondisi sosial ekonomi di Jakarta disebut relatif stabil dan lebih baik dibandingkan tren nasional.

“Jadi bermakna Jakarta mengalami penurunan kemiskinan, juga pertumbuhan ekonomi Jakarta. Kalau dibandingkan nasional, kita masih lebih baik,” ungkap dia.

Selain itu, Pramono berujar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta konsisten mengawal sejumlah program pemberantasan kemiskinan di Jakarta, menjadi berasal dari pertolongan sosial (bansos), subsidi pangan, hingga pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah padat penduduk.

Inflasi Jakarta

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, tingkat inflasi bulanan di Jakarta pada Juni 2025 mencapai 0,13 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang berada di level 0,19 persen, sekaligus jadi yang paling rendah di antara provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.

Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin pada 1 Juli 2025 mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluaran, makanan minuman dan tembakau jadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,09 persen. Lalu, kelompok transportasi juga beri tambahan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

Sejumlah komoditas tercatat jadi pendorong utama inflasi Jakarta pada Juni 2025 lalu. Di antaranya adalah tarif angkutan udara yang menyumbang andil terbesar sebesar 0,06 persen, disusul oleh daging ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,02 persen.

Sementara cabai rawit, sawi putih, dan juga tarif ojek daring turut berikan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Data Kemiskinan Nasional

BPS mencatat kuantitas masyarakat miskin di Indonesia pada Maret 2025 sebanyak 23,85 juta orang. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024.

Dalam persentase, tingkat kemiskinan nasional berada di angka 8,47 persen, turun 0,1 persen poin berasal dari periode sebelumnya.

“Saya dapat memberitakan tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025. Maret 2025 kuantitas masyarakat miskin di Indonesia sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam konferensi pers Profil Kemiskinan di Indonesia Kondisi Maret 2025, Jumat (25/7/2025).

Ateng menyatakan bahwa penurunan ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sejak Maret 2023. Pada September 2022, kandungan masyarakat miskin sebesar 9,57 persen, meningkat 0,03 persen poin pada Maret 2022.

Tren penurunan kemiskinan dalam dua tahun paling akhir tunjukkan ada pemulihan ekonomi pascapandemi dan stabilitas harga kebutuhan pokok yang relatif terjaga.

Meski demikian, BPS selalu menekankan perlunya perhatian tertentu pada kelompok masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

“Nah kemudian, sejak Maret 2023 hingga dengan Maret 2025 kemiskinan berangsur mengalami penurunan,” ujar Ateng.

Leave a Reply

HotNews